Minggu, 12 Agustus 2012

Berbagi Cerita: Perjakaku dan Perawan Mbak Nia

Name*:gtimve
Email:gtimve@yahoo.com
Judul*:Perjakaku dan Perawan Mbak Nia
Cerita*:Kejadian ini terjadi ketika aku masih sekolah di sebuah SMP di Kota Seribu Angkot. namaku,...sebut saja Timve. Karena suatu hal yang sangat mendesak auk yang sebenarnya masih sekolah kelas 2 SMP kabur dari kota asalku (*********), dan menuju ke kota tempat salah seorang Bude ku di Kota Seribu Bunga Angkot itu. Budeku sebenarnya tidak memiliki anak, namun mengadopsi seorang anak perempuan, sebut saja namanya 'Nia', yang karena usianya kira-kira lima tahun diatasku, maka aku memanggilnya Xe Nia (Xe dalam bahasa Jawa Barat berarti : Mbak, atau Kakak Perempuan), yang pada waktu itu sudah kuliah di Kota ibu, di salah satu Perguruan Ternama, diwilayah timur Kota Ibu.

Oleh Bude aku disuruh tidur satu kamar dengan Mbak Nia, tapi walaupun satu kamar, didalam kamar ada dua ranjang terpisah, satunya aku yang memakai, satunya digunakan Mbak Nia. Hal ini memungkinkan karena ukuran kamar yang sangat luas, tidak seperti kamar-kamar pada umumnya yang biasanya hanya berukuran 2x3, kamar yang kami tempati berukuran 10 x 12 meter.

Karena hubungan kami sebagai sepupu, tentu saja aawalnya tak pernah terlintas dalam alam pikiran kami berdua, kalau suatu saat akan terjadi hubungan sex antara aku dengan Mbak Nia.

Walaupun hubungan kami sebagai sepupu, tapi tetap kami adalah makhluk laki-laki dan perempuan, yang tak terlepas dari sifat-sifat manusia yang selalu lemah.

Berawal dari suatu siang, sepulang sekolah, aku memasuki kamar untuk berganti baju, dan makan siang.

Karena saat itu Lemari pakaian hanya satu, jadi pakaianku berada satu lemari dengan pakaian Mbak Nia.

Saat aku mencari-cari pakaian ganti, tanpa sengaja mataku menangkap suatu bungkusan aneh, yang berada dibawah tumpukan busana Xe Nia.

Aku bukan lah type orang yang mau tahu urusan orang lain, namun rasa penasaran membuatku iseng mengambil bungkusan tersebut dan membukanya.

Seketika wajahku memerah panas, ketika melihat isi bungkusan yang ternyata adalh setumpuk buku STENSILAN (Buku Porno).

Entah dorongan apa, aku mulai membuka-buka dan membaca satu demi satu dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Tanpa terasa Batang kontolku bereaksi mulai membengkak keras dan kencang, hingga terasa agak ngilu.

Apalagi didalamnya kudapati gambar-gambar sepasang laki-laki dan perempuan yang sedang berhubungan sex.

Cepat-cepat kukembalikan buku-buku tersebut, ketika telingaku mendengar suara seperti langkah kaki yang mendekati ke kamar.

Bertepatan dengan selesainya aku menyelipkan kembali bungkusan kebawah tumpukan pakaian Xe Nia, kulihat Xe NIa masuk ke kamar, ternyata dia pulang lebih cepat dari kuliahnya.

"Eh,...Xe....Kok pulang cepat...", tanyaku sambil berusaha menenangkan perasaan hatiku yang masih gemuruh akibat membaca STENSILAN dan melihat Gambar-gambar Parno tadi.

"Ehm,...Iya...kebetulan Dosennya lagi absen...di...kamu udah makan...?", Jawab Xe Nia sambil menghempaskan pantat diatas ranjang.

"Be..Belum..Xe....",

"Ya udah...ayo makan sama Xe NIa...", Xe Nia mengajakku untuk makan siang bersama.

Diam-diam aku mulai memperhatikan penampilan Xe Nia, yang biasanya tak pernah kuhiraukan. Xe NIa memiliki wajah yang ayu, dengan bentuk tubuh langsing namun padat berisi, sintal.

Selama ini pun aku tahu kalau sampai usianya yang baru 20 tahun ini, Xe Nia tidak memiliki teman khusus, atau pacar.

Kadang-kadang aku bingung sendiri, mungkin memang Xe NIa belum terpikir kearah pacaran atau kenalan dengan lawan jenis. Padahal Penampilan Xe Nia sangat menarik.

Apalagi dandannya yang memakai rok panjang lebar, dan atasan Blouse cream tipis seperti dandanan oang kantora, membuat penampilan Xe Nia tak kalah cantik dan menarik dengan Bintang Sinetron manapun.

Malamnya sesudah menyelesaikan PR dengan bantuan Xe Nia. Kami berangkat tidur. Maklum jaman itu belum ada stasiun TV Swasta. Yang ada hanya stasiun TVRI yang memang acaranya payah-payah dan sangat zadul banget. Ditambah TV nya pun masih hitam putih.

"Saat jam menunjukan pukul 20.00, Xe Nia meneguruk

"Tidur yuk,..Di...kamu kan besok sekolah,...jangan terlalu larut, nanti terlambat..", Kata Xe NIa sambil menarik tanganku.

"Iya Xe....", jawabku sambil berdiri dan mengikuti Xe Nia kekamar.

Sesampainya didalam kamar, entah kenapa XE Nia mengunci pintu kamar. Sambil menguap dia menuju ranjangnya, dan aku menuju ranjangku yang terpisah beberapa meter.

" Diii....Tidur sini sama Xe Nia...", ajaknya

"Eehh...Iii...Iya...Xe...", aku merasa dadaku berdebar, walaupun bukan hal yang aneh, karena sejak kecilpun kami suka tidur satu ranjang bersama. Toh perasaan kami hanya sebagai saudara sepupu. Tak lebih.

namun ingatanku masih hangat dengan cerita Parno yang kubaca di STENSILAN tadi siang.



Powered by EmailMeForm